Modul 4: Analisis Statistik Infernsial (Non-Parametrik)

Objectives Praktikum

  1. Praktikan mampu memahami prinsip-prinsip dasar analisis statistik inferensial nonparametrik, yaitu uji Run (uji keacakan), uji Sign (uji tanda), uji Wilcoxon Sign-Rank, dan uji Mann Whitney U

  2. Praktikan mampu melakukan uji Run, uji Sign, uji Wilcoxon Sign-Rank, dan uji Mann Whitney U pada pemrograman R di RStudio.

Review Teori

AnAnalisis statistik inferensial merupakan analisis yang menarik kesimpulan mengenai karakteristik suatu populasi dari observasi terhadap sampel (Kachigan, 1982). Analisis statistik ini dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu estimasi parameter dan pengujian hipotesis. Estimasi parameter dilakukan dengan langsung memperkirakan karakteristik populasi melalui pengamatan sampel. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menjadikan kesimpulan pengamatan sampel sebagai landasan untuk mendukung atau menentang hipotesis awal dalam menggambarkan karakteristik populasi.

Pengujian hipotesis terbagi dua, yaitu pengujian hipotesis parametrik untuk data yang memiliki distribusi normal dan pengujian hipotesis nonparametrik untuk data yang memiliki distribusi tidak normal (Healey, 2012; Chase and Bown, 1998; Kachigan, 1982). Pengujian hipotesis nonparametrik di antaranya adalah uji Run, uji Sign, uji Wilcoxon Sign-Rank, dan uji Mann Whitney U. Adapun kegunaan masing-masing uji diuraikan sebagai berikut:

  1. Uji Run dilakukan untuk mengetahui keacakan dari proses pengambilan sampel;
  2. Uji Sign dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang nyata dari sampel berpasangan. Pasangan yang dimaksud biasanya kondisi sebelum dan sesudah, yang dinyatakan dalam bentuk tanda positif dan negatif. Uji ini hanya melihat arah dan ada tidaknya perbedaan nyata tanpa memperhatikan besarnya perbedaan;
  3. Uji Wilcoxon Sign-Rank awalnya diperkenalkan sebagai penyempurnaan uji Sign. Selain memperhatikan tanda perbedaan, uji ini memperhatikan besarnya perbedaan dalam menentukan ada tidaknya perbedaan nyata dari sampel berpasangan;
  4. Uji Mann Whitney U dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang nyata dari sampel independen.

Selain itu, fokus pendekatan statistik pada praktikum ini adalah statistik klasik (Frequentist). Cari tahu lebih lanjut apa itu frequentist (dan juga bayesian).

Hands-on Praktikum

Melalui praktikum ini, praktikan diarahkan untuk melakukan pengujian hipotesis parametrik berupa uji Run, uji Sign (dengan 1 variabel dan 2 variabel), uji Wilcoxon Sign-Rank (dengan 1 variabel dan 2 variabel), dan uji Mann Whitney U.

1. Uji Run

Uji Run merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui keacakan dari proses pengambilan sampel. Satu Run adalah satu deretan simbol yang sama.

Pada pengujian kali ini, data yang digunakan adalah data suatu kabupaten yang berupa kawasan perdesaan dengan kegiatan ekonomi utama berupa pertanian. Dalam musim panen ini, kabupaten ini mengalami kerugian akibat gagal panen yang dialami beberapa kecamatan. Pemerintah Daerah, khususnya Dinas Pertanian, ingin mengetahui apakah kegagalan tersebut terjadi secara acak (kebetulan) atau diakibatkan kesalahan dalam proses sebelum panen. Untuk itu, diambil sampel kecamatan A-Z dengan klasifikasi hasil panen 1=Berhasil dan 2=Gagal).

# Load data untuk Uji Run
run_data <- read.csv("data/run.csv")
run_data
##    kecamatan h_panen
## 1          A       1
## 2          B       1
## 3          C       1
## 4          D       2
## 5          E       1
## 6          F       1
## 7          G       1
## 8          H       2
## 9          I       1
## 10         J       1
## 11         K       2
## 12         L       1
## 13         M       1
## 14         N       1
## 15         O       1
## 16         P       2
## 17         Q       1
## 18         R       1
## 19         S       1
## 20         T       2
## 21         U       1
## 22         V       1
## 23         W       1
## 24         X       1
## 25         Y       2
## 26         Z       2

Berikut adalah langkah-langkah Uji Run: a. Untuk melihat distribusi dan jumlah runs pada data hasil panen, dapat dituliskan command:

# menggunakan package `tseries`
# install.packages("tseries") # untuk instalasi run ini
# load package
library(tseries)
## Registered S3 method overwritten by 'quantmod':
##   method            from
##   as.zoo.data.frame zoo
# run test
result_run <- runs.test(as.factor(run_data$h_panen)) # data diubah menjadi factor

# lihat distribusi data
print(table(run_data$h_panen))
## 
##  1  2 
## 19  7
# hasil run test
print(result_run)
## 
##  Runs Test
## 
## data:  as.factor(run_data$h_panen)
## Standard Normal = 0.39578, p-value = 0.6923
## alternative hypothesis: two.sided
  • Terdapat 19 panen yang berhasil, ditunjukkan oleh nilai N(h_panen== 1);

  • Terdapat 7 panen yang gagal, ditunjukkan oleh nilai N(h_panen == 2);

Pada test ini, hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:

  • H0 = Kegagalan panen bersifat acak

  • H1 = Kegagalan panen tidak bersifat acak

Seperti biasa, untuk mengetahui hasilnya kita lihat nilai p-value dan mengintepretasinya:

Jika hipotesis nol benar (data bersifat acak), maka peluang untuk mendapatkan statistik Z sebesar 0.39578 atau lebih ekstrem adalah 69.23%.

Karena p-value lebih besar dari tingkat signifikansi standar (misalnya, 0.05), kita tidak memiliki cukup bukti untuk menolak hipotesis nol.

Dengan p-value yang tinggi (0.6923), kita tidak menemukan cukup bukti untuk menyimpulkan bahwa data run_data$h_panen tidak acak. Oleh karena itu, kita bertindak seolah-olah hipotesis nol benar, bahwa urutan data run_data$h_panen bersifat acak.

2. Uji Sign

Uji Sign merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang nyata dari sampel berpasangan. Pasangan yang dimaksud biasanya kondisi sebelum dan sesudah, yang dinyatakan dalam bentuk tanda positif dan negatif. Uji ini hanya melihat arah dan ada tidaknya perbedaan nyata tanpa memperhatikan besarnya perbedaan. Uji Sign tersebut memiliki 2 bentuk, yaitu dengan menggunakan 1 variabel dan dengan menggunakan 2 variabel.

Pada pengujian kali ini, digunakan data yang berisi data nilai kesejahteraan masyarakat sebelum Program Bandung Juara dan sesudah Program Bandung Juara.

# Load data untuk Uji Run
sign_data <- read.csv("data/sign test sign rank dan wilcoxon.csv")
sign_data
##            Responden sejahterasb sejahterasd
## 1               Hana          60          90
## 2      Novia Lesmana          70          85
## 3            Muliati          60          90
## 4      Tirfan Juandi          60          90
## 5    Fajar Muhammadh          60          90
## 6               Tati          90          90
## 7                Nur          60          60
## 8    Eva Sri Febiola          85          85
## 9       Neni Kartini          75          75
## 10               Iis          70          85
## 11              Titi          70          80
## 12     Ayu Widiyanti          70          90
## 13              Nani          85          95
## 14           Herlina          80          85
## 15              Reni          80          80
## 16            Samini          80          90
## 17    Erni Windiarti           0         100
## 18              Unay          80          80
## 19          Reinhard          50          80
## 20       Didi Rosadi          70          85
## 21          M. Dzaki          80          80
## 22     Onih Rohayati          90          90
## 23            Sariah          80          80
## 24           Tati R.          85          90
## 25          Cahyadin          30          30
## 26             Dadan          40          50
## 27             Yuyun          45          60
## 28             yayan          50          50
## 29             Hasan          50          50
## 30             yusuf          50          50
## 31           Sumiati          40          60
## 32       Nur Hasanah          45          55
## 33              Didi          50          55
## 34          Samngani          60          65
## 35            Tarsum          55          60
## 36              Siti          60          90
## 37           Susanti          70          90
## 38   Nina Trinviyana          75          80
## 39        Tanrustana          20          80
## 40              Titi          80          80
## 41      Yuyun Sri W.          85          95
## 42      Lia Yulianti          80          80
## 43              Asep          50          80
## 44        Syarifudin          50          60
## 45       Yuan Sofyan          60          80
## 46              Leny          75          80
## 47               Ine          50          60
## 48               Ida          60          70
## 49               Ani          50          50
## 50               Imo          50         100
## 51              Desi          75          50
## 52        Ade Juanda          80          80
## 53           Bu Tita          50          50
## 54          Bu Lenna          60          80
## 55          Pak Imar          80          80
## 56          Pak Asep           0           0
## 57          Bu Ellis          75         100
## 58 Pak Agus Setiawan          70         100
## 59         Pak Dayat           0           0
## 60             Fatma          70          85
## 61             Komar          70          80
## 62             Iqbal          40          75
## 63              Asih          75          85
## 64 Teti Siti Rohyati          60          80
## 65              Lina          70          50
## 66               Emi          70          80
## 67    Pak Aju Juanda          60          60
## 68            Bu Iis          60          80
## 69           Bu Yeni          60          80
## 70          Pak Asep          60          80
## 71           Bu Dian          70          70
## 72       Bu Maimunah          50          70
## 73        Pak Adjoem          60          80
## 74     PUPPY PUSPITA          60          70

Pada kasus ini, diasumsikan bahwa nilai kesejahteraan masyarakat dinilai baik jika mencapai nilai 80.  Hipotesis yang diuji

Hipotesis one-tailed (1):

  • H0 : Nilai median pada populasi <= 80 (sig=>0.05);

  • H1 : Nilai median pada populasi > 80 (sig<0.05).

Hipotesis one-tailed (2):

  • H0 : Nilai median pada populasi >= 80 (sig=>0.05);

  • H1 : Nilai median pada populasi < 80 (sig<0.05).

Hipotesis two-tailed (1):

  • H0 : Nilai median pada populasi = 80 (sig=>0.05);

  • H1 : Nilai median pada populasi ≠ 80 (sig<0.05).

# menentukan kolom dan median yang diuji
values <- sign_data$sejahterasd
median_hypothesis <- 80  # Median hipotesis

# Hitung tanda positif, negatif, dan nol
positive <- sum(values > median_hypothesis)
negative <- sum(values < median_hypothesis)
zero <- sum(values == median_hypothesis)

# Total data yang tidak nol
n_nonzero <- positive + negative

# Jalankan uji tanda (Sign Test) dengan binom.test()
# Uji dua sisi
result_two_sided <- binom.test(x = positive, n = n_nonzero, p = 0.5, alternative = "two.sided")

# Uji satu sisi (greater)
result_one_sided_greater <- binom.test(x = positive, n = n_nonzero, p = 0.5, alternative = "greater")

# Uji satu sisi (less)
result_one_sided_less <- binom.test(x = positive, n = n_nonzero, p = 0.5, alternative = "less")

# Tampilkan hasil
cat("Sign Test dengan binom.test()\n\n")
## Sign Test dengan binom.test()
cat("Jumlah positif:", positive, "\n")
## Jumlah positif: 24
cat("Jumlah negatif:", negative, "\n")
## Jumlah negatif: 27
cat("Jumlah nol:", zero, "\n")
## Jumlah nol: 23
cat("Total tanpa nol:", n_nonzero, "\n\n")
## Total tanpa nol: 51
cat("Two-sided test:\n")
## Two-sided test:
print(result_two_sided)
## 
##  Exact binomial test
## 
## data:  positive and n_nonzero
## number of successes = 24, number of trials = 51, p-value = 0.7798
## alternative hypothesis: true probability of success is not equal to 0.5
## 95 percent confidence interval:
##  0.3293001 0.6154127
## sample estimates:
## probability of success 
##              0.4705882
cat("\nOne-sided test (greater):\n")
## 
## One-sided test (greater):
print(result_one_sided_greater)
## 
##  Exact binomial test
## 
## data:  positive and n_nonzero
## number of successes = 24, number of trials = 51, p-value = 0.7121
## alternative hypothesis: true probability of success is greater than 0.5
## 95 percent confidence interval:
##  0.3496206 1.0000000
## sample estimates:
## probability of success 
##              0.4705882
cat("\nOne-sided test (less):\n")
## 
## One-sided test (less):
print(result_one_sided_less)
## 
##  Exact binomial test
## 
## data:  positive and n_nonzero
## number of successes = 24, number of trials = 51, p-value = 0.3899
## alternative hypothesis: true probability of success is less than 0.5
## 95 percent confidence interval:
##  0.0000000 0.5942174
## sample estimates:
## probability of success 
##              0.4705882

Two-Sided Test

  • Statistik uji: Probabilitas tanda positif = 0.47.

  • P-value: 0.7798.

  • Interval Kepercayaan (95%): (0.33, 0.62).

Karena p-value jauh lebih besar dari 0.05, kita tidak menolak hipotesis nol, dan data mendukung asumsi bahwa median populasi adalah 80.

One-Sided Test (Greater)

  • P-value: 0.7121.

  • Interval Kepercayaan (95%): (0.35, 1.00).

Karena p-value jauh lebih besar dari 0.05, tidak ada bukti bahwa median populasi lebih besar dari 80.

One-Sided Test (Less)

  • P-value: 0.3899.

  • Interval Kepercayaan (95%): (0.00, 0.59).

Karena p-value jauh lebih besar dari 0.05, tidak ada bukti bahwa median populasi lebih kecil dari 80.

Berdasarkan Sign Test, data Anda tidak memberikan bukti yang cukup untuk menolak hipotesis bahwa median populasi adalah 80. Dengan p-value tinggi pada semua tes (dua sisi dan satu sisi), data ini konsisten dengan asumsi bahwa median populasi adalah 80.

Berikutnya, untuk Uji Sign dengan 2 variabel

Hipotesis one-tailed (1):

  • H0 : Nilai median kesejahteraan sesudah program – kesejahteraan sebelum program <= 0 (sig=>0.05)

  • H1 : Nilai median kesejahteraan sesudah program – kesejahteraan sebelum program > 0 (sig<0.05)

Hipotesis one-tailed (2):

  • H0 : Nilai median kesejahteraan sesudah program – kesejahteraan sebelum program >= 0 (sig=>0.05)

  • H1 : Nilai median kesejahteraan sesudah program – kesejahteraan sebelum program < 0 (sig<0.05)

Hipotesis two-tailed (1):

  • H0 : Nilai median kesejahteraan sesudah program – kesejahteraan sebelum program = 0 (sig=>0.05)

  • H1 : Nilai median kesejahteraan sesudah program – kesejahteraan sebelum program ≠ 0 (sig<0.05)

# Hitung tanda positif, negatif, dan nol
positive <- sum(sign_data$sejahterasd > sign_data$sejahterasb)
negative <- sum(sign_data$sejahterasd < sign_data$sejahterasb)
zero <- sum(sign_data$sejahterasd == sign_data$sejahterasb)

# Total tanpa nol
n_nonzero <- positive + negative

# Jalankan uji tanda dengan binom.test
# Two-sided test
result_two_sided <- binom.test(x = positive, n = n_nonzero, p = 0.5, alternative = "two.sided")

# One-sided test (H1: Positive > 0.5)
result_one_sided_greater <- binom.test(x = positive, n = n_nonzero, p = 0.5, alternative = "greater")

# One-sided test (H1: Positive < 0.5)
result_one_sided_less <- binom.test(x = positive, n = n_nonzero, p = 0.5, alternative = "less")

# Tampilkan hasil
cat("Sign Test dengan binom.test()\n\n")
## Sign Test dengan binom.test()
cat("Jumlah positif:", positive, "\n")
## Jumlah positif: 49
cat("Jumlah negatif:", negative, "\n")
## Jumlah negatif: 2
cat("Jumlah nol:", zero, "\n")
## Jumlah nol: 23
cat("Total tanpa nol:", n_nonzero, "\n\n")
## Total tanpa nol: 51
cat("Two-sided test:\n")
## Two-sided test:
print(result_two_sided)
## 
##  Exact binomial test
## 
## data:  positive and n_nonzero
## number of successes = 49, number of trials = 51, p-value = 1.179e-12
## alternative hypothesis: true probability of success is not equal to 0.5
## 95 percent confidence interval:
##  0.8654135 0.9952150
## sample estimates:
## probability of success 
##              0.9607843
cat("\nOne-sided test (greater):\n")
## 
## One-sided test (greater):
print(result_one_sided_greater)
## 
##  Exact binomial test
## 
## data:  positive and n_nonzero
## number of successes = 49, number of trials = 51, p-value = 5.893e-13
## alternative hypothesis: true probability of success is greater than 0.5
## 95 percent confidence interval:
##  0.8816509 1.0000000
## sample estimates:
## probability of success 
##              0.9607843
cat("\nOne-sided test (less):\n")
## 
## One-sided test (less):
print(result_one_sided_less)
## 
##  Exact binomial test
## 
## data:  positive and n_nonzero
## number of successes = 49, number of trials = 51, p-value = 1
## alternative hypothesis: true probability of success is less than 0.5
## 95 percent confidence interval:
##  0.0000000 0.9929875
## sample estimates:
## probability of success 
##              0.9607843

Two-Sided Test:

  • Hasil: p-value = 0.000000000001179.

  • Keputusan: Karena p-value < 0.05, kita menolak H0.

  • Kesimpulan: Ada bukti yang sangat kuat bahwa median perbedaan antara sejahterasd dan sejahterasb tidak sama dengan 0. Dengan kata lain, ada perubahan kesejahteraan setelah program.

One-Sided Test (Greater):

  • Hasil: p-value = 0.0000000000005893.

  • Keputusan: Karena p-value < 0.05, kita menolak H0.

  • Kesimpulan: Ada bukti yang sangat kuat bahwa median perbedaan antara sejahterasd dan sejahterasb lebih besar dari 0. Ini menunjukkan bahwa kesejahteraan sesudah program meningkat secara signifikan dibandingkan sebelum program.

One-Sided Test (Less):

  • Hasil: p-value = 1.

  • Keputusan: Karena p-value > 0.05, kita tidak menolak H0.

  • Kesimpulan: Tidak ada bukti bahwa median perbedaan antara sejahterasd dan sejahterasb lebih kecil dari 0. Ini menunjukkan bahwa kesejahteraan sesudah program tidak lebih buruk daripada sebelum program.

Hasil ini menunjukkan bahwa program secara signifikan meningkatkan kesejahteraan responden.

3. Uji Wilcoxon Sign-Rank

Terdapat 2 bentuk Uji Wilcoxon Sign-Rank, yaitu dengan menggunakan 1 variabel dan dengan menggunakan 2 variabel.

Uji Wilcoxon Sign-Rank 1 variabel

Uji ini digunakan untuk melihat distribusi data pada satu data. Data yang digunakan masih data mengenai kesejahteraan sesudah program Bandung Juara. Berikut merupakan langkah-langkah untuk melakukan Uji Wilcoxon Sign-Rank 1 variabel.

Hipotesis yang diuji:

  • H0 : Nilai median pada populasi = 80 (sig=>0.05)

  • H1 : Nilai median pada populasi ≠ 80 (sig<0.05)

# Uji Wilcoxon Signed-Rank Test untuk satu sampel
result_signrank <- wilcox.test(sign_data$sejahterasd, mu = 80, alternative = "two.sided")

# Tampilkan hasil
cat("Wilcoxon Signed-Rank Test (One-Sample)\n\n")
## Wilcoxon Signed-Rank Test (One-Sample)
cat("Two-sided test:\n")
## Two-sided test:
print(result_signrank)
## 
##  Wilcoxon signed rank test with continuity correction
## 
## data:  sign_data$sejahterasd
## V = 406, p-value = 0.01563
## alternative hypothesis: true location is not equal to 80

Jika asumsi bahwa median populasi sejahterasd = 80 (H0) benar, maka peluang mendapatkan hasil seperti ini (V = 406) atau lebih ekstrem adalah 1.563%.

Karena probabilitas ini cukup kecil (kurang dari 5%), kita menolak hipotesis nol dan menyimpulkan bahwa median populasi sejahterasd secara signifikan berbeda dari 80.

Uji Wilcoxon Sign-Rank 2 variabel

Uji ini digunakan untuk kasus dua sampel yang dependen atau saling bergantungan/terkait. Uji ini menggunakan W sebagai statistik uji, yang merupakan jumlah Rank positif atau negatif berdasarkan perbedaan nilai setiap kasus dengan median yang diuji. Berikut merupakan langkah-langkah untuk melakukan Uji Wilcoxon Sign-Rank Test 2 variabel.

Hipotesis yang diuji:

  • H0 : Tidak ada perbedaan nilai median populasi dari dua variabel dependen (sig=>0.05)

  • H1 : Terdapat perbedaan nilai median populasi dari dua variabel dependen (sig<0.05)

# Two-sided test
result_two_sided <- wilcox.test(sign_data$sejahterasd, sign_data$sejahterasb, mu = 0, alternative = "two.sided", paired = TRUE)


# Tampilkan hasil
cat("Wilcoxon Signed-Rank Test\n\n")
## Wilcoxon Signed-Rank Test
cat("Two-sided test:\n")
## Two-sided test:
print(result_two_sided)
## 
##  Wilcoxon signed rank test with continuity correction
## 
## data:  sign_data$sejahterasd and sign_data$sejahterasb
## V = 1256, p-value = 2.424e-08
## alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0

V: 1256. Statistik Wilcoxon Signed-Rank menunjukkan jumlah peringkat tanda yang dihitung dari perbedaan data berpasangan.

Jika asumsi bahwa tidak ada perbedaan median (H0) benar, maka peluang mendapatkan hasil seperti ini (V = 1256) atau lebih ekstrem adalah sangat kecil (0.00000002424).

Karena p-value sangat kecil, kita menolak hipotesis nol (H0) dan menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan secara statistik antara kesejahteraan sebelum dan sesudah program.

4. Uji Mann-whitney U

Uji Mann-Whitney atau Uji U merupakan uji yang dilakukan untuk membandingkan dua median populasi berdasarkan suatu pengurutan semua sampel data secara merata. Uji U ini bisa membandingkan dua sampel yang independen. Data kedua sampel digabungkan dan diberi peringkat dari terkecil hingga terbesar.

Pada pengujian kali ini, data yang digunakan adalah data yang berisi data nilai persepsi masyarakat terhadap kesejahteraan dan pendidikan di Kelurahan Sekeloa setelah adanya program Bandung Juara. Data ini berisi nilai mata pelajaran Fisika (1) dan Biologi (2) kelas A.

# Load data untuk Uji Mann-whitney U
mann_data <- read.csv("data/mann-whitney.csv")
mann_data
##    mata_pel nilai
## 1         1    24
## 2         1    43
## 3         1    58
## 4         1    71
## 5         1    43
## 6         1    49
## 7         1    61
## 8         1    44
## 9         1    67
## 10        1    49
## 11        1    53
## 12        1    56
## 13        1    59
## 14        1    52
## 15        1    62
## 16        1    54
## 17        1    57
## 18        1    33
## 19        1    46
## 20        1    43
## 21        1    57
## 22        2    42
## 23        2    43
## 24        2    55
## 25        2    26
## 26        2    62
## 27        2    37
## 28        2    33
## 29        2    41
## 30        2    19
## 31        2    54
## 32        2    20
## 33        2    65

Hipotesis yang diuji:

  • H0 : Tidak ada perbedaan nilai median populasi dari dua variabel independen (sig=>0.05)

  • H1 : Terdapat perbedaan nilai median populasi dari dua variabel independen (sig<0.05)

# Pisahkan data berdasarkan kategori 'mata_pel'
group1 <- mann_data$nilai[mann_data$mata_pel == 1]
group2 <- mann_data$nilai[mann_data$mata_pel == 2]

# Uji Mann-Whitney (Wilcoxon Rank-Sum Test)
result <- wilcox.test(group1, group2, alternative = "two.sided")
## Warning in wilcox.test.default(group1, group2, alternative = "two.sided"):
## cannot compute exact p-value with ties
# Tampilkan hasil
cat("Mann-Whitney U Test (Wilcoxon Rank-Sum Test)\n\n")
## Mann-Whitney U Test (Wilcoxon Rank-Sum Test)
print(result)
## 
##  Wilcoxon rank sum test with continuity correction
## 
## data:  group1 and group2
## W = 179, p-value = 0.04916
## alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0

Probabilitas mengamati hasil seperti ini (atau lebih ekstrem) adalah 4.916%, yang cukup kecil untuk menyimpulkan bahwa hipotesis nol tidak didukung oleh data. Terdapat bukti signifikan pada tingkat signifikansi 5% bahwa nilai median antara kelompok mata_pel 1 dan 2 berbeda.

Meskipun ada warning terkait ties (nilai yang sama antara kedua kelompok), hasil ini valid karena R menggunakan pendekatan continuity correction untuk menangani ties.

Daftar Pustaka

Chase, W, & Bown F. (1998). General Statistics. John Wiley and Sons.

Healey, J. F. (2012). Statistics, A Tool for Social Research. Wadsworth Publishing Company.

Kachigan, S. K. (1982). Statistical Analysis. Radius Press: New York.

(2012). Solusi Praktis dan Mudah Menguasai SPSS 20 untuk Pengolahan Data. Penerbit Andi: Yogyakarta.